Mahar dan Flo berhasil lulus ujian caturwulan terakhir. Flo telah berubah total. Ia dulu seorang wanita yang berusaha melawan kodratnya namun akhirnya ia menjadi wanita sejati. Momentum dalam hidupnya jelas terjadi karena pertemuan dengan seseorang. Seseorang itu ada dua, yaitu Mahar dan Tuk Bayan Tula. Kejadian itu telah memutarbalikkan hidupnya. Flo menempuh perguruan tinggi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sriwijaya. Setelah lulus, ia menjadi guru TK di Tanjong Pandan dan bercita-cita membangun gerakan wanita Muhammadiyah. Ia menikah dengan seorang petugas teller bank BRI mantan anggota Societeit, dan keinginan lama Flo untuk menjadi laki-laki dibayar Allah dengan memberinya dua kali persalinan yang melahirkan empat anak laki-laki yang tampan luar biasa dalam jarak hanya setahun. Dua kali anak kembar!
Pesan Tuk Bayan Tula telah memberi pencerahan bagi para anggota Societeit, bahwa tak ada yang dapat dicapai di dunia ini tanpa usaha yang rasional. Sebuah pencerahan terang benderang yang datang justru dari seorang tokoh dunia gelap, manusia separuh peri, bahkan banyak yang menganggapnya manusia separuh iblis. Para anggota Societeit adalah orang-orang biasa, miskin, dan kebanyakan, namun mereka kaya raya akan pengalaman batin dan petualangan penuh mara bahaya untuk mencari kebenaran hakiki. Mereka memastikan setiap kesangsian, membuktikan prasangka dan mitos-mitos, serta mengalami sendiri apa yang hanya bisa diduga-duga orang. Mereka memuaskan sifat dasar keingintahuan manusia sampai batas akhir yang menguji keyakinan. Mereka adalah. orang-orang yang menjemput hidayah dan tidak duduk termangu-mangu menunggunya. Kini mereka menjadi orang-orang Islam yang taat yang menjauhkan diri dari syirik. Di bawah pemimpin baru, pemain organ tunggal itu, mereka membentuk perkumpulan yang aktif melakukan dakwah dan mengislamkan komunitas-komunitas terasing di pulau-pulau terpencil di perairan Bangka Belitong. Mereka laksana manusia-manusia baru yang dilahirkan dari kegelapan dan kini berjalan tegak di ladang ijtihad di bawah siraman air Danau Kautsar yang membersihkan hati. Tuk Bayan Tula sendiri tak ada kabar beritanya. Anggota Societeit adalah manusia terakhir yang melihat beliau masih hidup. Dalam kaar (peta laut) terakhir perairan Belitong yang dipetakan oleh TNI AL, Pulau Lanun sudah tak tampak. Di perairan ini sering sekali pulaupulau kecil timbul dan tenggelam karena badai atau ketidakstabilan permukaan air laut. Adapun pensiunan syah bandar yang dulu mengumandangkan azan ketika anggota Societeit hampir tewas dilamun badai sekarang menjadi muazin tetap di Masjid Al-Hikmah. NASIB, usaha, dan takdir bagaikan tiga bukit biru samar-samar yang memeluk manusia dalam lena. Mereka yang gagal tak jarang menyalahkan aturan main Tuhan. Jika mereka miskin mereka mengatakan bahwa Tuhan, melalui takdir-Nya, memang mengharuskan mereka miskin. Bukit-bukit itu membentuk konspirasi rahasia masa depan dan definisi yang sulit dipahami sebagian orang. Seseorang yang lelah berusaha menunggu takdir akan mengubah nasibnya. Sebaliknya, seseorang yang enggan membanting tulang menerima saja nasibnya yang menurutnya tak 'kan berubah karena semua telah ditakdirkan. Inilah lingkaran iblis yang umumnya melanda para pemalas. Tapi yang pasti pengalaman selalu menunjukkan bahwa hidup dengan usaha adalah mata yang ditutup untuk memilih buah-buahan dalam keranjang. Buah apa pun yang didapat kita tetap mendapat buah. Sedangkan hidup tanpa usaha adalah mata yang ditutup untuk mencari kucing hitam di dalam kamar gelap dan kucingnya tidak ada. Mahar memiliki bukti untuk hipotesis ini.
la hanya berijazah SMA. Nasibnya seperti Lintang. Mereka adalah dua orang genius yang kemampuannya dinisbikan secara paksa oleh tuntutan tanggung jawab pada keluarga. Mahar tak bisa meninggalkan rumah untuk berkiprah di lingkungan yang lebih mendukung bakatnya sejak ibunya sakit-sakitan karena tua. Sebagai anak tunggal ia harus merawat ibunya siang malam karena ayahnya telah meninggal.