Читаем Laskar Pelangi полностью

Ugghh, Lintang! Sejak kecil aku tak pernah punya kesempatan sedikit pun untuk berhenti mengagumi tokoh di depanku ini. Mantan kawanku sebangku yang sekarang menjadi penghuni sebuah bedeng kuli ternyata masih sharp! Walaupun bola mata jenakanya telah menjadi kusam seperti kelereng diamplas namun intuisi kecerdasannya tetap tajam seperti alap-alap mengintai anak ayam. Aku beruntung sempat bertemu dengan beberapa orang yang sangat genius tapi aku tahu Lintang memiliki bakat genius yang jauh melebihi mereka. Aku termenung lalu menatapnya dalam-dalam. Aku merasa amat sedih. Pikiranku melayang membayangkan dia memakai celana panjang putih dan rompi pas badan dari bahan rajutan poliester, melapisi kemeja lengan panjang berwarna biru laut, naik mimbar, membawakan sebuah makalah di sebuah forum ilmiah yang terhormat. Makalah itu tentang terobosannya di bidang biologi maritim, fisika nuklir, atau energi alternatif.

Mungkin ia lebih berhak hilir mudik keluar negeri, mendapat beasiswa bergengsi, dibanding begitu banyak mereka yang mengaku dirinya intelektual tapi tak lebih dari ilmuwan tanggung tanpa kontribusi apa pun selain tugas akhir dan nilai-nilai ujian untuk dirinya sendiri. Aku ingin membaca namanya di bawah sebuah artikel dalam jurnal ilmiah. Aku ingin mengatakan pada setiap orang bahwa Lintang, satu-satunya ahli genetika di Indonesia, orang yang telah menguasai operasi pohon Pascal sejak kelas satu SMP, orang yang memahami filosofi diferensial dan integral sejak usia demikian muda, adalah murid perguruan Muhammadiyah, temanku sebangku. Namun, hari ini Lintang ternyata hanya seorang laki-laki kurus yang duduk bersimpuh menunggu giliran kerja rodi. Aku teringat lima belas tahun yang lalu ia memejamkan matanya tak lebih dari tujuh detik untuk menjawab soal matematika yang rumit atau untuk meneriakkan Joan d'Arch! Merajai lomba kecerdasan, melejitkan kepercayaan diri kami. Kini ia terpojok di bedeng ini, tampak tak yakin akan masa depannya sendiri. Aku sering berangan-angan ia mendapat kesempatan menjadi orang Melayu pertama yang menjadi matematikawan. Tapi angan-angan itu menguap, karena di sini, di dalam bedeng tak berpintu inilah Isaac Newton-ku berakhir.

"Jangan sedih Ikal, paling tidak aku telah memenuhi harapan ayahku agar tak jadi nelayan ...."

Dan kata-kata itu semakin menghancurkan hatiku, maka sekarang aku marah, aku kecewa pada kenyataan begitu banyak anak pintar yang harus berhenti sekolah karena alasan ekonomi. Aku mengutuki orang-orang bodoh sok pintar yang menyombongkan diri, dan anak-anak orang kaya yang menyia-nyiakan kesempatan pendidikan.


ALASAN orang menerima profesi tertentu kadang-kadang sangat luar biasa. Ada orang yang senang menjadi kondektur karena hobinya jalan-jalan keliling kota, ada yang gembira memandikan gajah di kebun binatang karena hobinya main air, dan ada yang selalu meminta tugas ke luar kota agar dapat sekian lama meninggalkan istrinya. Tapi tak ada yang senang menyortir surat untuk alasan apa pun. Oleh karena itu, ketika 10 karung surat ditumpahkan di depanku untuk disortir sedangkan tambahan tenaga yang kuminta berulangulang tak terpenuhi, aku langsung hengkang meninggalkan meja sortir itu, tak pernah kembali.

Sebagian orang menduduki profesinya sekarang sesuai cita-citanya, sebagian besar tak pernah sama sekali menduga bahwa ia akan menjadi seperti apa adanya sekarang, dan sebagian kecil memilih profesi karena pertemuan dengan seseorang.

Pertemuan dengan seseorang sering menjadi sebuah titik balik nasib. Jika tak percaya, tanyakan itu pada Mahar, Flo, dan seluruh anggota Societeit de Limpai. Pertemuan dengan Tuk Bayan Tula dan pesan beliau yang berbunyi: “jika ingin lulus ujian, buka buku, belajar!”

Ternyata menjadi kata-kata keramat yang mampu memutar haluan hidup mereka.

Pada hari Sabtu, sehari sesudah Mahar membaca pesan Tuk, kami berdesak-desakkan di jendela kelas menyaksikan Flo dan Mahar menemui Bu Mus di bawah pohon filicium. Ketiga orang itu berdiri mematung dan tak banyak bicara. Lalu tampak kedua anak berandal itu bergantian mencium tangan Bu Mus, guru kami yang bersahaja. Perseteruan lama telah berakhir dengan damai. Keesokan harinya Mahar membubarkan Societeit de Limpai, dan esoknya lagi, pada Senin pagi yang biasa saja, kami menerima kejutan yang luar biasa, mengagetkan, dan amat mengharukan, Flo datang ke sekolah mengenakan jilbab.

Перейти на страницу:

Все книги серии Laskar Pelangi

Похожие книги

Вдребезги
Вдребезги

Первая часть дилогии «Вдребезги» Макса Фалька.От матери Майклу досталось мятежное ирландское сердце, от отца – немецкая педантичность. Ему всего двадцать, и у него есть мечта: вырваться из своей нищей жизни, чтобы стать каскадером. Но пока он вынужден работать в отцовской автомастерской, чтобы накопить денег.Случайное знакомство с Джеймсом позволяет Майклу наяву увидеть тот мир, в который он стремится, – мир роскоши и богатства. Джеймс обладает всем тем, чего лишен Майкл: он красив, богат, эрудирован, учится в престижном колледже.Начав знакомство с драки из-за девушки, они становятся приятелями. Общение перерастает в дружбу.Но дорога к мечте непредсказуема: смогут ли они избежать катастрофы?«Остро, как стекло. Натянуто, как струна. Эмоциональная история о безумной любви, которую вы не сможете забыть никогда!» – Полина, @polinaplutakhina

Максим Фальк

Современная русская и зарубежная проза
Последний
Последний

Молодая студентка Ривер Уиллоу приезжает на Рождество повидаться с семьей в родной город Лоренс, штат Канзас. По дороге к дому она оказывается свидетельницей аварии: незнакомого ей мужчину сбивает автомобиль, едва не задев при этом ее саму. Оправившись от испуга, девушка подоспевает к пострадавшему в надежде помочь ему дождаться скорой помощи. В суматохе Ривер не успевает понять, что произошло, однако после этой встрече на ее руке остается странный след: два прокола, напоминающие змеиный укус. В попытке разобраться в происходящем Ривер обращается к своему давнему школьному другу и постепенно понимает, что волею случая оказывается втянута в давнее противостояние, длящееся уже более сотни лет…

Алексей Кумелев , Алла Гореликова , Игорь Байкалов , Катя Дорохова , Эрика Стим

Фантастика / Современная русская и зарубежная проза / Постапокалипсис / Социально-психологическая фантастика / Разное